Kamis, 19 April 2018

Sejarah tentang Prabowo Subianto


Sejarah tentang Prabowo Subianto
Prabowo adalah putra dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo (yang merupakan begawan ekonomi Indonesia) dan Dora Marie Sigar, atau lebih dikenal dengan nama Dora Soemitro.[2] Ia juga merupakan cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, anggota BPUPKI, pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua DPA pertama. Prabowo Subianto dinamai menurut Soebianto Djojohadikoesoemo, pamannya yang gugur dalam Pertempuran Lengkong. Ia memiliki dua kakak perempuan, Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati, dan satu orang adik, Hashim Djojohadikusumo.
Masa kecilnya banyak dihabiskan di luar negeri. Ia menyelesaikan pendidikan dasar dalam waktu 3 tahun di Victoria Institution, Kuala Lumpur, Sekolah Menengah di Zurich International School, Zurich, pada tahun 1963-1964, SMA di American School, London pada kurun waktu 1964-1967. Pada tahun 1970, barulah ia masuk ke Akademi Militer Nasional, Magelang.[3]
Prabowo adalah keturunan Panglima Laskar Diponegoro untuk wilayah Gowong (Kedu) yang bernama Raden Tumenggung Kertanegara III. Prabowo juga terhitung sebagai salah seorang keturunan dari Adipati Mrapat, Bupati Kadipaten Banyumas Pertama.[4] Selain itu, garis keturunannya dapat ditilik kembali ke sultan-sultan Mataram.[5]
Prabowo menikah dengan Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto pada bulan Mei 1983 dan berpisah pada tahun 1998, tidak lama setelah Soeharto mundur dari jabatan Presiden Republik Indonesia.[6][7] Dari pernikahan ini, Prabowo dikaruniai seorang anak, Ragowo "Didiet" Hediprasetyo[3]. Didiet tumbuh besar di Boston, AS dan sekarang tinggal di ParisPerancis sebagai seorang desainer.[8]

Karier militer

Prabowo mengawali karier militernya pada tahun 1969 dengan mendaftar di Akademi Militer Magelang. Ia lulus pada tahun 1974, satu tahun setelah Susilo Bambang YudhoyonoPresiden Republik Indonesia ke-6.[9]

Operasi di Timor Timur

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a0/Prabowo_in_East_Timor.jpg/220px-Prabowo_in_East_Timor.jpg
Prabowo (kedua dari kiri) saat di Timor Timur.
Pada tahun 1976 Prabowo bertugas sebagai Komandan Pleton Grup I Para Komando Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) sebagai bagian dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur, saat itu dia berumur 26 tahun dan merupakan komandan termuda dalam operasi Tim Nanggala. Prabowo memimpin misi untuk menangkap Nicolau dos Reis Lobato, wakil ketua Fretilin yang pada saat itu juga menjabat sebagai Perdana Menteri pertama Timor Timur. Dengan tuntunan Antonio Lobato yang merupakan adik Nicolau Lobato, kompi Prabowo menemukan Nicolau Lobato di Maubisse, lima puluh kilometer di selatan Dili. Nicolau Lobato tewas setelah tertembak di perut saat bertempur di lembah Mindelo pada tanggal 31 Desember 1978.[10]
Pada akhir tahun 1992, Xanana Gusmao berhasil ditangkap dalam operasi yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Prabowo.[11] Informasi mengenai keberadaan Xanana Gusmao diperoleh dari sadapan telepon Ramos Horta di pengasingan.[11]
Prabowo telah terlibat dalam kematian pemimpin kemerdekaan Timor Leste Nicolau dos Reis Lobato pada bulan Desember 1978. Dia juga terhubung dengan pembantaian Kraras di tahun 1983 di Kraras, yang dikenal sebagai desa janda, yang menyebabkan sekitar 300 orang dibunuh oleh tentara Indonesia.[12][13]

Di Kopassus

Pada tahun 1983, Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Setelah menyelesaikan pelatihan Special Forces Officer Course di Fort BenningAmerika Serikat, Prabowo diberi tanggungjawab sebagai Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara. Pada tahun 1995, ia sudah mencapai jabatan Komandan Komando Pasukan Khusus, dan hanya dalam setahun sudah menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus.[14]

Penyelamatan Mapenduma

Pada tahun 1996, Komandan Kopassus Prabowo Subianto memimpin operasi pembebasan sandera Mapenduma. Operasi ini berhasil menyelamatkan nyawa 10 dari 12 peneliti Ekspedisi Lorentz '95 yang disekap oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Lima orang yang disandera adalah peneliti biologi asal Indonesia, sedangkan 7 sandera lainnya adalah peneliti dari Inggris, Belanda dan Jerman.[15] Namun, operasi ini dikritik karena menggunakan lambang Palang Merah pada helikopter putih untuk menipu anggota OPM.[5][16]
Pengibaran bendera di Puncak Everest
Pada tanggal 26 April 1997, Tim Nasional Indonesia ke Puncak Gunung Everest berhasil mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi dunia setelah mendaki melalui jalur selatan Nepal. Tim yang terdiri dari anggota KopassusWanadriFPTI, dan Mapala UI ini diprakarsai oleh Komandan Jenderal Kopassus, Mayor Jenderal TNI Prabowo Subianto.[17] Ekspedisi dimulai pada tanggal 12 Maret 1997 dari PhakdingNepal.

Pengamanan 1998

Sebagai Pangkostrad yang membawahi pasukan cadangan ABRI yang jumlahnya cukup besar pada waktu itu (sekitar 11 ribu prajurit) , Prabowo dimintai pertolongan oleh Panglima Kodam Jaya untuk mengamankan Jakarta yang berada dalam suasana kacau. Permintaan ini dipenuhi Prabowo dengan membantu mengamankan sejumlah bangunan penting, khususnya rumah dinas Wakil Presiden B.J. Habibie di Kuningan.
Meskipun akhirnya perannya ini kemudian menimbulkan kontroversi, namun ia juga mengambil beberapa langkah penting yang menentukan arah reformasi pada waktu itu. Antara lain ia berhasil membujuk Amien Rais untuk membatalkan rencana doa bersama di Monas. Ia juga bertanya kepada Habibie mengenai kesiapannya jika sewaktu-waktu Soeharto turun, apakah siap menjadi Presiden, yang memberi sinyal kepada Habibie untuk bersiap menggantikan Soeharto.
Selain itu pada 14 Mei 1998, Prabowo berinisiatif mengadakan silaturahmi dengan beberapa tokoh reformis seperti Adnan Buyung Nasution, Setiawan Djodi, Rendra, Bambang Widjajanto, dan lain-lain.[23] Ia juga sempat didesak untuk memainkan peran seperti Suharto pada tahun 1965,[24] yang secara tegas ditolaknya karena merasa bahwa masih berada di bagian bawah jenjang protokoler kepemimpinan dalam masa genting, berbeda dengan peran Suharto waktu itu yang memungkinkan untuk mengambil kendali karena kosongnya kepemimpinan TNI selama hilangnya para jenderal. Selain itu, ia menyatakan tidak ingin kudeta terjadi karena hanya akan menimbulkan kudeta-kudeta lainnya.[25]
Prabowo diberhentikan sebagai Pangkostrad pada tanggal 22 Mei 1998 oleh Presiden Habibie karena menggerakan pasukan Kostrad dari berbagai daerah menuju Jakarta di luar komando resmi Panglima ABRI saat itu, Wiranto, sehari setelah Habibie diangkat menjadi Presiden menggantikan Soeharto. Kemudian Prabowo digantikan oleh Johny Lumintang yang hanya menjabat sebagai Pangkostrad selama 17 jam, dan kemudian digantikan oleh Djamari Chaniago.[27] Setelah pemecatan tersebut, Prabowo menemui Presiden Habibie, dan sempat terlibat perdebatan yang sengit. Setelah itu Prabowo menempati posisi baru sebagai Komandan Sekolah Staf Komando (Dansesko) ABRI menggantikan Letjen Arie J Kumaat. Selanjutnya, Prabowo harus menjalani sidang Dewan Kehormatan Perwira. Dalam sidang tersebut, Prabowo disinyalir terlibat dalam penculikan aktivis saat masih menjabat sebagai Danjen Kopassus. 15 Perwira tinggi bintang tiga dan empat mengusulkan ke Pangab Wiranto agar Prabowo dipecat. Hal itu dianggap sebagai akhir karier militer Prabowo.[28] Pembicaraan tersebut dibantah oleh Prabowo.[29] Pada Pilpres 2009 ketika Prabowo dicalonkan sebagai cawapres Megawati, Ketua DPP Partai Gerindra, Fadli Zon, juga membantah bahwa Prabowo dipecat dari Pangkostrad, melainkan diberhentikan dengan hormat.[30][31] Sementara itu pada 2012 dalam acara Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS)[32] Prabowo mengakui bahwa dia dipecat oleh Habibie.[33]

https://id.wikipedia.org/wiki/Prabowo_Subianto 

Sejarah tentang Adolf Hitler


Sejarah tentang Adolf Hitler

Hari ini, 30 April 2010 bertepatan dengan 65 tahun Hitler memutuskan bunuh diri pada tanggal 30 April 1945 , sekaligus sebagai tanda berakhirnya Perang Dunia II di front Eropa. Adolf Hitler memiliki nama buruk dalam sejarah dunia. Ambisi dan keberingasannya sering di sejajarkan dengan penakluk-penakluk besar dari berbagai jaman seperti Atila the Hun , Alexandr The Great, Jenghis Khan dan beberapa penakluk besar dunia lainnya. Tetapi sebenarnya siapakah Hitler?

Asal Usul

Nama keluarga Hitler sebenarnya Schicklgruber , berasal dari nama Marianne Schicklgruber , seorang gadis Austria yang merantau ke Wina untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Di tahun 1837 , dalam usia 41 tahun , Marianne mengandung tanpa suami. Anak yang terlahir kemudian bernama Alois Schicklgruber. Di tahun 1842 , Johann Georg Hiedler menikahi Marianne dan Alois kemudian saat berusia 40 tahun mengadopsi nama Hiedler (yang di eja Hitler).
Spekulasi bahwa Hitler seorang yang berdarah Yahudi berasal dari dugaan bahwa Marianne pernah bekerja sebagai pembantu di sebuah keluarga Yahudi. Anak sang majikan , Leopold Frankerberger (19 tahun) di duga yang menghamili Marianne.
Johann Georg Hiedler adalah seorang pria yang tidak berguna sehingga membuat hidup Marianne makin sengsara. Marianne kemudian meninggal setelah lima tahun kehidupan perkawinannya.  Alois kemudian di adopsi adik dari ayah tirinya , Nepomuk Hiedler , dan kondisi Alois menjadi lebih baik. Alois menikah tiga kali dalam hidupnya , dan di pernikahan ketiga , Alois menikahi cucu dari ayah tirinya , Klara Polzl . Saat itu Alois sudah berusia 48 tahun dan Klara baru berusia 25 tahun. Dari Klara , maka lahirlah Adolf Hitler.

Hitler Muda

Ibunya seorang yang wanita yang sederhana dan menyayangi anaknya. Demikianlah pendapat Hitler. Sementara ayahnya cukup berada , memiliki perpustakaan keluarga yang dilahap oleh Hitler , terutama buku-buku sejarah perang. Hitler kecil sudah memperlihatkan bakat sebagai pemimpin dan sering memimpin teman-temannya dalam setiap permainan. Ketika remaja , Hitler menjadi sangat malas di sekolah dan berprestasi buruk , kecuali untuk bidang kesenian. Di usia ini Hitler sulit untuk bersosialiasi , dia hanya punya seorang teman , Kubizek , yang rela menjadi pendengar setia dari monolog Hitler sepanjang saat. Walau penampilan fisik Hitler tidak meyakinkan , dia sudah memiliki sorot mata yang mengerikan.Hitler banyak menghabiskan masa muda bersama Kubizek , sampai akhirnya lepas kontak dan baru bertemu lagi saat Hitler menguasai Austria.
Hitler mencoba peruntungan ke Wina tetapi gagal menjadi seniman , karena tidak lulus dalam ujian Akademi Kesenian. Di Wina dia menganggur dan menghabiskan waktu dengan percuma. Setelah ibunya meninggal , kehidupan Hitler menjadi lebih suram lagi. Hitler yang ceroboh menghabiskan warisan dan harus hidup seperti gembel yang kelaparan dan mengantri untuk makanan.
Saat dewasa Hitler kabur ke Jerman , menghindar dari wajib militer. Hitler lalu tinggal di Muenchen sampai Perang Dunia I meletus.

Perang Dunia I

Hitler mengabdi untuk Jerman di Resimen 16 Bavaria dan mencapai pangkat terakhir sebagai kopral (gefreiter). Hitler paling tidak telah terlibat dalam beberapa perang penting termasuk Pertempuran Ypres yang merenggut nyawa sebagian besar rekan-rekan Hitler. Karir militer Hitler memang biasa saja tidak mencapai kedudukan yang istimewa. Sebagai orang Austria , juga sulit bagi Hitler untuk di terima di lingkungan militer Jerman walaupun Hitler adalah fanatik Jerman.
Perjanjian Versailles mengejutkan Hitler karena Jerman belum kalah perang tapi sudah “menyerah”.  Hitler menyebut peristiwa ini sebagai Dolchstoßlegende(“dagger-stab legend”), dimana pemimpin sipil menusuk militer Jerman dari belakang, padahal militer Jerman belum kalah bahkan masih menduduki wilayah musuh. Peristiwa Versailles yang benar-benar mengkerdilkan dan menghina Jerman ini akan terus di ingat sampai Hitler berkuasa kelak.
 https://parahyangan.wordpress.com/2010/04/30/65-tahun-kematian-adolf-hitler-30-april-1945/